Bukan Cinta Pertama Tapi Cinta terakhir
kamu hadir bagaikan hujan
yang datang di kala panas datang menghampiri
kamu buat hati ini menjadi lebih tenang
seperti air hujan yg membasahi bumi
malam ini begitu indah bagiku
cinta ini begitu sempurna untukku
kamu begitu mempesona dimataku
buatlah hidupku lebih berwarna
Hidupku terasa hampa bila tak ada engkau disini
karena engkaulah yang telah membuat hidupku ini menjadi lebih berarti
aku rasakan kasih sayang, cinta dan perhatian yang tulus darimu
tanpa kau mengharapkan balasan apa – apa dari ku
perjalanan cintaku memang panjang
tapi saat inilah tlah aku temukan cinta terakhirku
tetaplah bersama ku sampai kita benar – benar menyatu dalam suatu ikatan
ikatan yang tak pernah dimiliki oleh orang lain
Karena hanya denganmu
Ihklasku mengalir begitu saja
Apa adanya dan sebagaimana mestinya
aku mau kamu ada
aku mau kamu disini
aku mau kamu disisiku
aku mau kamu cinta terakhirku
aku mau aku cinta terakhirmu
aku mau kamu disini
aku mau kamu disisiku
aku mau kamu cinta terakhirku
aku mau aku cinta terakhirmu
Ada banyak yang datang dan pergi di
hari-hari yang telah lalu. Tidak dapat dipungkiri ataupun bisa dihilangkan.
Tidak perlu juga untuk ditutupi dan disanggah. Mereka ada pada saat dan
waktunya, namun semua itu sudah berakhir. Kini pun banyak yang memburu dan
memaksa tetapi untuk apa? Tidak ada lagi keinginan untuk kembali ke masa lalu,
yang sekarang pun hanya ada satu, masa depanlah yang menjadi tujuan. Walaupun
bukan yang pertama, tapi selalu ada yang terakhir.
Mengingat dan mengenang masa lalu memiliki
keindahan tersendiri. Bahkan tak jarang menjadi larut dan tenggelam kepada
kehidupan di masa lalu itu. Terbayang segala keindahannya, apalagi bila belum
selesai dan usai. Seperti masih ada yang harus dituntaskan dan membuat
penasaran. Hanya saja, manusia berubah termasuk diri sendiri. Belum tentu apa
yang ada di dalam bayangan dan mimpi itu benar adanya, kita tidak pernah tahu.
Bisa jadi, semuanya justru bukan menjadi lebih baik tetapi jauh lebih buruk.
Masa depan itu harus lebih indah, kan?!
Sebuah pembicaraan tentang masa lalu dan masa
depan, berikut setiap perjalanan yang ada membuat diri semakin yakin. Biarpun
ada jutaan yang datang sekarang ini, baik di masa lalu, kini, dan nanti, tetap
saja hanya ada satu yang di dalam hati. Dia memang bukan yang pertama, tetapi
dialah yang terakhir. Tidak ada keinginan untuk yang lain, pintu itu sudah
tertutup dan tidak mau dibuka lagi. Sudah ada yang ada di dalam sana, dan itu
untuk selamanya.
“Kamu sebaiknya membuka diri. Dia itu
brengsek!”
“Kenapa kamu mengatakannya demikian?”
“Dia memiliki banyak yang lain, walaupun dia
sebenarnya sayang padamu. Kamu hanya akan sakit hati dan terus disakiti. Dia
tidak akan pernah berubah!”
“Saya yakin dia sayang saya. Saya juga yakin
saya sangat mencintainya. Saya tidak bisa tanpa dia.”
“Kamu harus ingat dirimu sendiri. Ingat siapa
yang harus kamu tanggung! Bebanmu begitu berat, dengan dia yang seperti itu,
bebanmu akan semakin berat. Kamu layak untuk bahagia!”
“Saya sangat bahagia bila bersamanya dan saya
tidak bisa mendustai itu semua. Saya juga tidak sampai hati berdusta pada yang
lain. Hanya dia yang ada di dalam hati saya ini.”
“Oh, ya? Kamu tahu, kan, kalau cinta itu tak
selalu harus bersama?!”
“Ya, saya sadar itu apalagi dengan situasi
dan kondisi seperti sekarang ini. Dia pun pasti akan sulit sekali untuk bisa
yakin bahwa saya benar mencintainya dan tidak mau ada yang lain. Saya terima
dia apa adanya. Siapapun, apa pun, dan bagaimana pun dia, dia tetap bintang
tergenit penuh pesona di dalam hati saya ini.”
“Kamu mau disakiti terus? Kamu nggak capek?!
Kamu sudah terlalu sering diperlakukan seperti ini juga sebelumnya! Nggak
kapok, hah?!”
“Ya, saya sudah lelah dan capek. Saya juga
ingin bahagia. Namun itu bukan berarti saya ingin yang lain dan mencari yang
lain. Bahagia saya adalah ketika dia bahagia dan memberikan kebahagiaan kepada
semua. Saya juga berubah, saya selalu berusaha menjaga hati saya. Saya tidak
mau lagi mendustai diri saya sendiri dan orang lain seperti saya dulu. Dia
adalah segalanya buat saya!”
“Ya, ampun! Kamu tuh keras kepala banget,
sih! Resikonya terlalu berat, sayang! Kamu siap?!”
“Saya hanya mendengarkan kata hati saya saja.
Saya yakin itu benar adanya. Saya tidak mau memilih ataupun dipilih. Meskipun
dia tidak mau bersama saya, tidak yakin dengan saya, dan bahkan pergi, saya
tetap ada untuk dia. Dia adalah yang terakhir, tidak ada yang akan bisa
menggantikan dia di hati saya.”
“Aih! Mati, deh, saya!”
“Saya serius dan saya sungguh- sungguh. Saya
merasa bahagia sekali pada akhirnya saya diberikan kesempatan untuk bisa
merasakan cinta yang sebenarnya. Itu jawaban dari doa saya dan saya sangat
bersyukur. Saya tidak minta yang lain, saya hanya ingin bisa mencintai dan
memiliki cinta yang sebenar-benarnya. Itu saja, kok!”
“Speechless saya! Sumpah! Saya tidak bisa
membayangkan ada orang sepertimu yang bisa benar-benar cinta sampai tidak
memikirkan diri sendiri. Dia enak dan hanya selalu memikirkan dirinya sendiri.
Asyik saja terus dengan yang lain. Apa yang kamu dapat?! Cuma sakit hati saja,
kan?! Capek, deh!!!”
“Saya mendapatkan apa yang saya inginkan.
Cinta saya yang sesungguhnya, satu-satunya dan yang terakhir buat saya. Biarkan
dia pun menemukannya, siapa pun itu selalu hanya satu dan yang terakhir. Dia
hanya butuh dirinya sendiri untuk menjadi yakin, dan dia akan menemukan lewat
jalan dan caranya sendiri.”
Tidak ada penyesalan sama sekali atas apa yang
sudah diberikan. Pahit dan manisnya selalu saja yang terbaik dan terindah.
Sekarang mungkin belum mampu untuk merasakannya, bisa jadi masih menjadi
rahasia dan belum waktunya untuk dibuka. Tidak ada juga yang salah karena cinta
itu sendiri adalah anugerah yang sangat indah. Cinta itu datang menghampiri
begitu saja tanpa bisa diduga kapan waktunya dan dengan siapa. Walaupun kita
sering tidak mampu membedakan mana cinta dan mana nafsu, tetap saja diri sendiri
yang paling tahu sebenarnya. Tergantung pada diri sendiri juga, beranikah untuk
mengakuinya dan berani jugakah untuk mengikuti dan menurutinya?! Kendali
keputusan ada di tangan masing-masing, resiko dan tanggung jawabnya pun jatuh
pada diri sendiri.
Salah? Menjadi salah bila ini semua hanyalah
sebuah permainan. Hanya untuk melarikan diri dari masalah dan hanya untuk
memenuhi kebutuhan nafsu semata. Semua tergantung pada niat di awal dan tujuan.
Niat di awal bisa juga salah, tetapi selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya
dan memulainya kembali dari awal. Cinta yang sudah diberikan, tidak akan pernah
menjadi sia-sia dan hanya membuat duka. Cinta adalah keindahan dan akan selalu
membuat semuanya menjadi indah bagi semua.
Satu hal yang amat sangat positif terasa dari
kejadian yang ada adalah betapa sulitnya belajar untuk menjadi sabar dan bisa
tulus serta benar mencintai. Ini bukan soal pasrah dan penerimaan begitu saja,
tetapi soal bagaimana kita mau untuk bisa menjadi lebih baik agar kehidupan
kita sendiri menjadi indah. Harus diakui bahwa sebelumnya tidak ada kesabaran,
tidak ketulusan, dan tidak ada kejujuran di dalam cinta. Semua itu menjadi
pelajaran yang sangat berharga sekali dan memang sulit. Hanya saja, ada
keyakinan di dalam diri bahwa proses itu berjalan dengan tiada henti. Tidak ada
yang bisa meraih langit ke tujuh bila tidak mau bertahap dan melewatinya dengan
penuh kesabaran, ketulusan, dan kesungguhan.
Ada banyak jalan pintas yang seolah benar bisa
memberikan bahagia serta kepuasan, tetapi untuk apa bila hanya berakhir duka
dan terus membuat luka. Untuk apa juga bila terus ada penyesalan lagi dan lagi
yang tiada henti. Apa enaknya berdusta pada diri sendiri terus dan pada yang
lain?! Capek sendiri! Maaf berjuta kali pun tidak akan mampu mengubah apa
pun kecuali diri sendiri yang berubah, kan?!
Jadi, untuk apa juga mencari yang lain bila sudah
ada. Bahagia itu benar-benar terasa dalam setiap suka dan dukanya. Masalah yang
ada saja tidak selesai-selesai, kenapa membuatnya semakin bertumpuk? Apa
enaknya hidup seperti itu?! Lebih baik, jujur sajalah! Dia memang cinta
terakhir. Dia cinta satu-satunya dan itu untuk selamanya. Mau lari dan dusta
seperti apa, sih?! Tetap saja ujungnya ke dia-dia juga. Main api? Nggak mau!
Nanti takut terbakar!!!
Tidak mungkin? Kenapa tidak mungkin? Yakinlah
bahwa itu benar adanya. Keyakinan itu ada pada diri sendiri dan sangat
tergantung pada diri sendiri juga. Bila yakin pada diri sendiri, maka keyakinan
itu akan datang dengan sendirinya kepada yang lain dan apapun itu. Tidak semua
orang memiliki alasan untuk mencintai, cinta tidak memerlukan alasan apapun.
Tidak perlu juga ada yang harus ditakuti bila benar percaya dan yakin serta mau
melangkah dari awal lagi bersama-sama. Restu dan ijin akan datang bila ada niat
yang benar dan kesungguhan di dalam menjalankannya serta keberanian di dalam
menghadapi dan menjalaninya.
“Saya akan memberikan apa saja untuk bisa
membuatmu selalu tersenyum dan bahagia walaupun itu terkesan pahit.
Memberikan cinta ini untukmu adalah bahagia dan selalu membuat diri ini
tersenyum. Dirimu adalah yang cinta yang terakhir dan segalanya. Saya yakin dan
percaya bahwa dirimulah cinta sejati saya.”
Salam hangat penuh cinta,
Tahu
apa aku tentang cinta? Dengan predikat jomblo sejati karena dari dulu sampai
sekarang ngak pernah punya pacar, rasanya tak ada kompetensiku untuk bercerita
lebih banyak tentang hal ini. Tapi sebagai manusia, rasa suka kepada seorang
gadis tentu tak pernah lepas dari kehidupanku yang hendak menginjak usia 28
tahun 23 November 2012 nanti. Deretan gadis-gadis yang kusuka rasanya tak elok
juga diungkapkan di sini karena kebanyakan dari mereka sekarang telah menemukan
jodohnya dan malah sudah dikarunia buah hati. Pernikahan adalah ikatan suci.
Aku tak ingin mengungkit kisah lama yang pernah ada yang nantinya hanya akan
menyakiti suami dari gadis kusuka dahulu.
Hubunganku
dengan mereka lebih banyak seperti kisah percintaan zaman baheula. Sebagai
pemuda penyuka roman-roman lama yang ditulis oleh Buya Hamka ataupun Sutan
Takdir Alisyahbana, iringan rasa suka lebih banyak disampaikan lebih goresan
kata-kata dalam sepucuk surat. Entah itu surat cinta dengan kertas bunga
ataupun deretan pesan singkat yang terinspirasi dari syair-syair lagu Kak Siti
Nurhaliza.
Sangat
jarang aku menyentuh mereka. Paling banter hanya sekedar salaman sebagai tanda
perkenalan dan pembuka perjumpaan. Setelah itu aku hanya terpaku menatap wajah
yang sedang ada di hadapan, yang sekejap saja mampu kulakukan. Karena rasa malu
segera datang menganggu rasa percaya diriku.
Ada
memang beberapa dari mereka sangat kuat mempengaruhi hatiku. Yang mampu
membuatku menangis kala sepi dan meratapi diri kenapa dia tak menyambut cinta
tulusku. Namun seiring waktu, aku mulai mengikhlaskan kepergiannya karena
setelah kurenung-renungi tak baik juga memendam sesuatu yang tak halal bagi
hati ini. Seraya berprasangka baik sama Allah, suatu hari nanti aku pasti bisa
menemukan seorang gadis yang lebih baik darinya.
Perlahan
aku menghapus memori lama. Karena kuyakin tak ada gunanya terus mengingat masa
lalu yang tak mungkin kembali. Aku harus menatap masa depan. Karena perbaikan
diri adalah cara terbaik untuk menunggu bidadari yang ditakdirkan Tuhan untuk
berjodoh denganku.
Siapa
yang tak ingin menjadikan cinta pertamanya sebagai cinta terakhirnya. Tapi
perjalanan hidup bukanlah kuasa kita. Ada takdir Tuhan yang mengatur semua.
Seringkali kita harus melalui sakit dan luka sebelum bertemu dengan sang
bidadari.
Sekarang
hari-hariku lebih banyak disibukkan dengan kuliah bahasa Inggris dan mengurus
penerbitan. Mimpi kuliah di luar negeri sedikit menjadi obat pengusir sunyi.
Karena aku yakin, gadis terbaik hanya untuk pria terbaik. Menjadikan tiket
kuliah ke luar negeri sebagai salah satu mahar untuk melamar gadis terbaik
adalah cita-cita yang kugelorakan saat ini.
Saat
ini, hanya satu do’a tulus yang kupanjat setiap malam kepada Tuhan. Untuk
sebuah nama yang kuberharap adalah perjalanan terakhir cintaku. Apapun
keadaannya, bagaimanapun masa lalunya aku akan terima apa adanya.
“Ya
Allah… Jika dia baik untuk diriku, agamaku, masa depanku dan keluarga,
jadikanlah ia sebagai hidupku. Bersamanya ingin kuraih sorga dan ridhaMu.
Dengannya ingin kulahirkan generasi yang akan berjuang membela agamaMu. Jika
memang dia bukan jodohku Ya Rabb, gantilah ia dengan yang lebih baik. Engkaulah
pemilik diri ini dan paling tahu mana yang terbaik untukku. Amiin…”
0 komentar:
Posting Komentar