Sabtu, 17 November 2012

// // Leave a Comment

Cinta Terakhir


Bukan Cinta Pertama Tapi Cinta terakhir


 
kamu hadir bagaikan hujan
yang datang di kala panas datang menghampiri
kamu buat hati ini menjadi lebih tenang
seperti air hujan yg membasahi bumi
malam ini begitu indah bagiku

cinta ini begitu sempurna untukku
kamu begitu mempesona dimataku
buatlah hidupku lebih berwarna
Hidupku terasa hampa bila tak ada engkau disini
karena engkaulah yang telah membuat hidupku ini menjadi lebih berarti
aku rasakan kasih sayang, cinta dan perhatian yang tulus darimu
tanpa kau mengharapkan balasan apa – apa dari ku
perjalanan cintaku memang panjang
tapi saat inilah tlah aku temukan cinta terakhirku
tetaplah bersama ku sampai kita benar – benar menyatu dalam suatu ikatan
ikatan yang tak pernah dimiliki oleh orang lain
Karena hanya denganmu
Ihklasku mengalir begitu saja
Apa adanya dan sebagaimana mestinya
aku mau kamu ada
aku mau kamu disini
aku mau kamu disisiku
aku mau kamu cinta terakhirku
aku mau aku cinta terakhirmu

Ada banyak yang datang dan pergi  di hari-hari yang telah lalu. Tidak dapat dipungkiri ataupun bisa dihilangkan. Tidak perlu juga untuk ditutupi dan disanggah. Mereka ada pada saat dan waktunya, namun semua itu sudah berakhir. Kini pun banyak yang memburu dan memaksa tetapi untuk apa? Tidak ada lagi keinginan untuk kembali ke masa lalu, yang sekarang pun hanya ada satu, masa depanlah yang menjadi tujuan. Walaupun bukan yang pertama, tapi selalu ada yang terakhir.
Mengingat dan mengenang masa lalu memiliki keindahan tersendiri. Bahkan tak jarang menjadi larut dan tenggelam kepada kehidupan di masa lalu itu. Terbayang segala keindahannya, apalagi bila belum selesai dan usai. Seperti masih ada yang harus dituntaskan dan membuat penasaran. Hanya saja, manusia berubah termasuk diri sendiri. Belum tentu apa yang ada di dalam bayangan dan mimpi itu benar adanya, kita tidak pernah tahu. Bisa jadi, semuanya justru bukan menjadi lebih baik tetapi jauh lebih buruk. Masa depan itu harus lebih indah, kan?!
Sebuah pembicaraan tentang masa lalu dan masa depan, berikut setiap perjalanan yang ada membuat diri semakin yakin. Biarpun ada jutaan yang datang sekarang ini, baik di masa lalu, kini, dan nanti, tetap saja hanya ada satu yang di dalam hati. Dia memang bukan yang pertama, tetapi dialah yang terakhir. Tidak ada keinginan untuk yang lain, pintu itu sudah tertutup dan tidak mau dibuka lagi. Sudah ada yang ada di dalam sana, dan itu untuk selamanya.
“Kamu sebaiknya membuka diri. Dia itu brengsek!”
“Kenapa kamu mengatakannya demikian?”
“Dia memiliki banyak yang lain, walaupun dia sebenarnya sayang padamu. Kamu hanya akan sakit hati dan terus disakiti. Dia tidak akan pernah berubah!”
“Saya yakin dia sayang saya. Saya juga yakin saya sangat mencintainya. Saya tidak bisa tanpa dia.”
“Kamu harus ingat dirimu sendiri. Ingat siapa yang harus kamu tanggung! Bebanmu begitu berat, dengan dia yang seperti itu, bebanmu akan semakin berat. Kamu layak untuk bahagia!”
“Saya sangat bahagia bila bersamanya dan saya tidak bisa mendustai itu semua. Saya juga tidak sampai hati berdusta pada yang lain. Hanya dia yang ada di dalam hati saya ini.”
“Oh, ya? Kamu tahu, kan, kalau cinta itu tak selalu harus bersama?!”
“Ya, saya sadar itu apalagi dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini. Dia pun pasti akan sulit sekali untuk bisa yakin bahwa saya benar mencintainya dan tidak mau ada yang lain. Saya terima dia apa adanya. Siapapun, apa pun, dan bagaimana pun dia, dia tetap bintang tergenit penuh pesona di dalam hati saya ini.”
“Kamu mau disakiti terus? Kamu nggak capek?! Kamu sudah terlalu sering diperlakukan seperti ini juga  sebelumnya! Nggak kapok, hah?!”
“Ya, saya sudah lelah dan capek. Saya juga ingin bahagia. Namun itu bukan berarti saya ingin yang lain dan mencari yang lain. Bahagia saya adalah ketika dia bahagia dan memberikan kebahagiaan kepada semua. Saya juga berubah, saya selalu berusaha menjaga hati saya. Saya tidak mau lagi mendustai diri saya sendiri dan orang lain seperti saya dulu. Dia adalah segalanya buat saya!”
“Ya, ampun! Kamu tuh keras kepala banget, sih! Resikonya terlalu berat, sayang! Kamu siap?!”
“Saya hanya mendengarkan kata hati saya saja. Saya yakin itu benar adanya. Saya tidak mau memilih ataupun dipilih. Meskipun dia tidak mau bersama saya, tidak yakin dengan saya, dan bahkan pergi, saya tetap ada untuk dia. Dia adalah yang terakhir, tidak ada yang akan bisa menggantikan dia di hati saya.”
“Aih! Mati, deh, saya!”
“Saya serius dan saya sungguh- sungguh. Saya merasa bahagia sekali pada akhirnya saya diberikan kesempatan untuk bisa merasakan cinta yang sebenarnya. Itu jawaban dari doa saya dan saya sangat bersyukur. Saya tidak minta yang lain, saya hanya ingin bisa mencintai dan memiliki cinta yang sebenar-benarnya. Itu saja, kok!”
“Speechless saya! Sumpah! Saya tidak bisa membayangkan ada orang sepertimu yang bisa benar-benar cinta sampai tidak memikirkan diri sendiri. Dia enak dan hanya selalu memikirkan dirinya sendiri. Asyik saja terus dengan yang lain. Apa yang kamu dapat?! Cuma sakit hati saja, kan?! Capek, deh!!!”
“Saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Cinta saya yang sesungguhnya, satu-satunya dan yang terakhir buat saya. Biarkan dia pun menemukannya, siapa pun itu selalu hanya satu dan yang terakhir. Dia hanya butuh dirinya sendiri untuk menjadi yakin, dan dia akan menemukan lewat jalan dan caranya sendiri.”
Tidak ada penyesalan sama sekali atas apa yang sudah diberikan. Pahit dan manisnya selalu saja yang terbaik dan terindah. Sekarang mungkin belum mampu untuk merasakannya, bisa jadi masih menjadi rahasia dan belum waktunya untuk dibuka. Tidak ada juga yang salah karena cinta itu sendiri adalah anugerah yang sangat indah. Cinta itu datang menghampiri begitu saja tanpa bisa diduga kapan waktunya dan dengan siapa. Walaupun kita sering tidak mampu membedakan mana cinta dan mana nafsu, tetap saja diri sendiri yang paling tahu sebenarnya. Tergantung pada diri sendiri juga, beranikah untuk mengakuinya dan berani jugakah untuk mengikuti dan menurutinya?! Kendali keputusan ada di tangan masing-masing, resiko dan tanggung jawabnya pun jatuh pada diri sendiri.
Salah? Menjadi salah bila ini semua hanyalah sebuah permainan. Hanya untuk melarikan diri dari masalah dan hanya untuk memenuhi kebutuhan nafsu semata. Semua tergantung pada niat di awal dan tujuan. Niat di awal bisa juga salah, tetapi selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya dan memulainya kembali dari awal. Cinta yang sudah diberikan, tidak akan pernah menjadi sia-sia dan hanya membuat duka. Cinta adalah keindahan dan akan selalu membuat semuanya menjadi indah bagi semua.
Satu hal yang amat sangat positif terasa dari kejadian yang ada adalah betapa sulitnya belajar untuk menjadi sabar dan bisa tulus serta benar mencintai. Ini bukan soal pasrah dan penerimaan begitu saja, tetapi soal bagaimana kita mau untuk bisa menjadi lebih baik agar kehidupan kita sendiri menjadi indah. Harus diakui bahwa sebelumnya tidak ada kesabaran, tidak ketulusan, dan tidak ada kejujuran di dalam cinta. Semua itu menjadi pelajaran yang sangat berharga sekali dan memang sulit. Hanya saja, ada keyakinan di dalam diri bahwa proses itu berjalan dengan tiada henti. Tidak ada yang bisa meraih langit ke tujuh bila tidak mau bertahap dan melewatinya dengan penuh kesabaran, ketulusan, dan kesungguhan.
Ada banyak jalan pintas yang seolah benar bisa memberikan bahagia serta kepuasan, tetapi untuk apa bila hanya berakhir duka dan terus membuat luka. Untuk apa juga bila terus ada penyesalan lagi dan lagi yang tiada henti. Apa enaknya berdusta pada diri sendiri terus dan pada yang lain?! Capek sendiri!  Maaf berjuta kali pun tidak akan mampu mengubah apa pun kecuali diri sendiri yang berubah, kan?!
Jadi, untuk apa juga mencari yang lain bila sudah ada. Bahagia itu benar-benar terasa dalam setiap suka dan dukanya. Masalah yang ada saja tidak selesai-selesai, kenapa membuatnya semakin bertumpuk? Apa enaknya hidup seperti itu?! Lebih baik, jujur sajalah! Dia memang cinta terakhir. Dia cinta satu-satunya dan itu untuk selamanya. Mau lari dan dusta seperti apa, sih?! Tetap saja ujungnya ke dia-dia juga. Main api? Nggak mau! Nanti takut terbakar!!!
Tidak mungkin? Kenapa tidak mungkin? Yakinlah bahwa itu benar adanya. Keyakinan itu ada pada diri sendiri dan sangat tergantung pada diri sendiri juga. Bila yakin pada diri sendiri, maka keyakinan itu akan datang dengan sendirinya kepada yang lain dan apapun itu. Tidak semua orang memiliki alasan untuk mencintai, cinta tidak memerlukan alasan apapun. Tidak perlu juga ada yang harus ditakuti bila benar percaya dan yakin serta mau melangkah dari awal lagi bersama-sama. Restu dan ijin akan datang bila ada niat yang benar dan kesungguhan di dalam menjalankannya serta keberanian di dalam menghadapi dan menjalaninya.
“Saya akan memberikan apa saja untuk bisa membuatmu selalu tersenyum dan bahagia walaupun itu terkesan pahit.  Memberikan cinta ini untukmu adalah bahagia dan selalu membuat diri ini tersenyum. Dirimu adalah yang cinta yang terakhir dan segalanya. Saya yakin dan percaya bahwa dirimulah cinta sejati saya.”
Salam hangat penuh cinta,

Tahu apa aku tentang cinta? Dengan predikat jomblo sejati karena dari dulu sampai sekarang ngak pernah punya pacar, rasanya tak ada kompetensiku untuk bercerita lebih banyak tentang hal ini. Tapi sebagai manusia, rasa suka kepada seorang gadis tentu tak pernah lepas dari kehidupanku yang hendak menginjak usia 28 tahun 23 November 2012 nanti. Deretan gadis-gadis yang kusuka rasanya tak elok juga diungkapkan di sini karena kebanyakan dari mereka sekarang telah menemukan jodohnya dan malah sudah dikarunia buah hati. Pernikahan adalah ikatan suci. Aku tak ingin mengungkit kisah lama yang pernah ada yang nantinya hanya akan menyakiti suami dari gadis kusuka dahulu.
Hubunganku dengan mereka lebih banyak seperti kisah percintaan zaman baheula. Sebagai pemuda penyuka roman-roman lama yang ditulis oleh Buya Hamka ataupun Sutan Takdir Alisyahbana, iringan rasa suka lebih banyak disampaikan lebih goresan kata-kata dalam sepucuk surat. Entah itu surat cinta dengan kertas bunga ataupun deretan pesan singkat yang terinspirasi dari syair-syair lagu Kak Siti Nurhaliza.
Sangat jarang aku menyentuh mereka. Paling banter hanya sekedar salaman sebagai tanda perkenalan dan pembuka perjumpaan. Setelah itu aku hanya terpaku menatap wajah yang sedang ada di hadapan, yang sekejap saja mampu kulakukan. Karena rasa malu segera datang menganggu rasa percaya diriku.
Ada memang beberapa dari mereka sangat kuat mempengaruhi hatiku. Yang mampu membuatku menangis kala sepi dan meratapi diri kenapa dia tak menyambut cinta tulusku. Namun seiring waktu, aku mulai mengikhlaskan kepergiannya karena setelah kurenung-renungi tak baik juga memendam sesuatu yang tak halal bagi hati ini. Seraya berprasangka baik sama Allah, suatu hari nanti aku pasti bisa menemukan seorang gadis yang lebih baik darinya.
Perlahan aku menghapus memori lama. Karena kuyakin tak ada gunanya terus mengingat masa lalu yang tak mungkin kembali. Aku harus menatap masa depan. Karena perbaikan diri adalah cara terbaik untuk menunggu bidadari yang ditakdirkan Tuhan untuk berjodoh denganku.
Siapa yang tak ingin menjadikan cinta pertamanya sebagai cinta terakhirnya. Tapi perjalanan hidup bukanlah kuasa kita. Ada takdir Tuhan yang mengatur semua. Seringkali kita harus melalui sakit dan luka sebelum bertemu dengan sang bidadari.
Sekarang hari-hariku lebih banyak disibukkan dengan kuliah bahasa Inggris dan mengurus penerbitan. Mimpi kuliah di luar negeri sedikit menjadi obat pengusir sunyi. Karena aku yakin, gadis terbaik hanya untuk pria terbaik. Menjadikan tiket kuliah ke luar negeri sebagai salah satu mahar untuk melamar gadis terbaik adalah cita-cita yang kugelorakan saat ini.
Saat ini, hanya satu do’a tulus yang kupanjat setiap malam kepada Tuhan. Untuk sebuah nama yang kuberharap adalah perjalanan terakhir cintaku. Apapun keadaannya, bagaimanapun masa lalunya aku akan terima apa adanya.
“Ya Allah… Jika dia baik untuk diriku, agamaku, masa depanku dan keluarga, jadikanlah ia sebagai hidupku. Bersamanya ingin kuraih sorga dan ridhaMu. Dengannya ingin kulahirkan generasi yang akan berjuang membela agamaMu. Jika memang dia bukan jodohku Ya Rabb, gantilah ia dengan yang lebih baik. Engkaulah pemilik diri ini dan paling tahu mana yang terbaik untukku. Amiin…”

0 komentar:

Posting Komentar